Senin, 20 Juni 2011

Altruisme = Prilaku menolong = Prilaku Prososial

Menurut Baron, Byrne dan Brancombe (2006) Prilaku menolong atau dalam Psikologi Sosial dikenal dengan nama Prilaku Prososial adalah tindakan individu untuk menolong orang lain tanpa adanya keuntungan langsung bagi si penolong. Deaux, Dane dan Wrightsman (1993) mengatakan dalam prilaku menolong yang lebih diutamakan adalah kepentingan orang lain (selfless) dibandingkan kepentingan diri sendiri (selfish), terutama dalam situasi darurat. 

Menurut William (1981) membatasi prilaku prososial  secara lebih rinci sebagai prilaku yang memiliki intensi untuk mengubah keadaan fisik atau psikologis penerima bantuan dari kurang baik menjadi lebih baik, dalam arti secara material maupun psikologis. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa prilaku prososial bertujuan untuk membantu meningkatkan well being orang lain. Menurut Eisenberg & Mussen (dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2009) pengertian prilaku prososial mencakup tindakan-tindakan:
1. Sharing (berbagi)
2. Cooperative (kerjasama)
3. Donating (menyumbang)
4. Helping (menolong)
5. Honesty (kejujuran)
6. Generosity (kedermawanan)
7. Mempertimbangkan hak dan kesejahteraan orang lain.

Menurut Staub (1978), ada 3 indikator yang menjadi tindakan prososial yaitu :
1. Tindakan itu berakhir pada dirinya dan tidak menuntut keuntungan pada pihak pelaku
2. Tindakan itu dilahirkan secara sukarela
3. Tindakan itu menghasilkan kebaikan
 
Menurut Sears, Freedman dan Peplau (1991), Prilaku Prososial mencakup kategori yang lebih luas, meliputi segala bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain, tanpa memperdulikan motif-motif si penolong. Contoh dari tingkah laku menolong yang paling jelas adalah altruisme, yaitu motivasi untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain (Batson, 1995, 2008). Menurut Sears, Freedman dan Peplau (1991) altruisme adalah tindakan sukarela yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan apapun (kecuali mungkin perasaan telah melakukan kebaikan). Menurut Rushton (1980) Prilaku Prososial  berkisar dari tindakan altruisme yang tidak mementingkan diri sendiri atau tanpa pamrih sampai tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh kepentingan diri sendiri (selfish). Menurut Sears, Freedman dan Peplau (1991) Skala altruistik adalah  situasi di mana ganjaran atas tindakan menolong sangat kecil. Sarwono (2009) menjelaskan pada altrustik, tindakan seseorang untuk memberikan bantuan pada orang lain adalah bersifat tidak mementingkan diri sendiri (selfless) bukan untuk kepentingan diri sendiri (selfish).